Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Inspirasi

Tapis Blogger Gathering 2: Berjuta Kesan Rasanya

Tapis Blogger Gathering 2 – Minggu, 21 Januari 2017. Kali kedua Tapis Blogger menggelar acara gathering, yang juga mengawali kegiatan komunitas ini di tahun 2018, setelah sebelumnya sukses menghelat acara yang sama untuk yang pertama di bulan Desember tahun lalu. Acara kali ini buat saya terasa banget kekeluargaannya, meski esensi untuk berbagi ilmu tetap menjadi yang utama. Ya, dengan model lesehan, kita bisa berbincang lebih dekat dengan sesama blogger di komunitas ini. Mendengar cerita, juga tips bermanfaat. Apalagi edisi makan siang ala nyeruit yang seru di siang tadi. Wah, kerasa banget muatannya. Pertama, muatan yang harus dipindahkan dari nampan yang penuh berisi ikan bakar dengan segala kelengkapannya. Kedua, obrolan bernas dari Kak Yoga tentang jurus ngeblog-nya, juga Mas Trie dengan pengalaman fotografinya.  Lapar dan dahaga terurai perlahan bersama suapan demi suapan yang terus diayunkan dari tangan ke mulut. Hmm, bukan apa-apa. Ini banyak banget porsinya.

Apa Itu Aikido? Kenalan Yuk!

Apa Itu Aikido  - Bela diri adalah seni tersendiri yang telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Karena pada dasarnya, secara alami, manusia tentu memiliki insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Kini, bela diri tetaplah menjadi bagian penting bagi perlindungan diri seseorang. Meski di sebagain kalangan, bela diri bermetamorfosis menjadi lifestyle untuk menjaga kondisi fisik selalu prima, juga menjadi bagian dari aktifitas olahraga profesional bagi para atlet. Tentunya akan sangat banyak pilihan bagi kita untuk menekuni salah satu jenis bela diri yang kian digemari kalangan milenial. Nah, salah satunya adalah Aikido. Apa Itu Aikido? Aikido adalah seni bela diri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya tradisionalnya.  Seni bela diri Aikido ini dikembangkan oleh Morihei Ueshiba (dikenal sebagai O Sensei) sekitar tahun 1800-an. Akar ilmu bela dir

Menulis Itu Asyik!

Menulis Itu Asyik! “ Pertama , menulis . Kedua , menulis . Ketiga , menulis .” Kalimat di atas adalah jawaban dari seorang pemateri, atas pertanyaan, “Bagaimana caranya menjadi seorang penulis hebat?” Pertanyaan yang muncul dari seorang peserta saat saya pertama kali mengikuti Pelatihan Dasar Jurnalistik di sebuah media kampus. Belasan tahun berlalu, tapi kilasan memori itu tak pernah pergi. Masih saja melekat dalam ingatan dengan kuat. Entah mengapa, jawaban yang tampaknya sangat sederhana itu, menjulangkan makna yang sampai sekarang harus terus didaki untuk mencapai ketinggiannya. Saya mulai menulis pada saat SMA kelas 2 (dulu belum menggunakan kelas 11). Masih berbentuk tulisan tangan dalam buku agenda harian. Tapi tulisan itu hanya berbentuk, yang saya sebut, coretan. Buku yang saya sendiri lupa dimana menyimpannya.  Saya sendiri tak pernah bermimpi menjadi penulis hebat. Hanya ingin bisa menulis dengan baik dan melahirkan karya yang bermanfaat. Saya yakin, j

10 Tips Sukses Lulus Tes CPNS 2018

Sumpah/Janji PNS Pemprov Lampung Periode April 2017 10 Tips Sukses Lulus Tes CPNS 2018 - Adakah yang bermimpi menjadi abdi negara, especially PNS pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota), berseragam kuning khaki di setiap apel mingguan atau mengenakan batik Korpri di hari-hari besar nasional? Jika iya, tips sukses lulus Tes CPNS 2018 ini akan sangat bermanfaat untuk teman-teman. Tapi jika tidak, mungkin bisa teman-teman bagi dan rekomendasikan kepada sahabat atau kerabat yang membutuhkan. Sesuai dengan informasi yang berkembang di media, setelah mengadakan rekrutmen besar-besaran untuk kebutuhan PNS kementerian di tahun 2017, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur menyatakan pemerintah akan kembali membuka pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2018, khususnya untuk kebutuhan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota. Tentunya ini menjadi kabar baik bagi masyarakat yang ingin berkiprah mengabdikan diri pada negara untu

Sepotong Makna Rezeki Pada Sepiring Kecil Kue Terakhir Sesi Coffee Break

Sepiring Kecil Kue | dokumentasi pribadi Rezeki. Dalam konteks keyakinan, rezeki mungkin mirip sepiring kecil potongan kue terakhir di atas meja ini. Apa pasal? Pagi ini memang tak sempat sarapan. Biasa, karena sukanya buru-buru kalau mau ada acara. Plus sedang berniat pula mengurangi asupan kalori (sambil mengingat program diet yang selalu gagal). "Toh ada kue coffee break kan pasti nanti di acara." Yakin banget ya. Hee. Saat memasuki sesi coffee break setelah pembukaan acara, saya berbincang asyik dengan sosok inspiratif yang saya kagumi melalui tulisan-tulisan menggugahnya yang banyak di-posting di akun FB. Postingan yang mengundang banyak komentar bernada pujian. Siapa dia? Namanya Tri Sujarwo Songha, pemilik akun IG @tri27sujarwo (monggo di-follow hee), yang sedang ditunggu oleh khalayak ramai karya bukunya tentang kisah haru dan inspiratif saat mengajar anak-anak Papua. Kebetulan beliau sedang di Lampung karena bertepatan dengan satu minggu jadwal li

Yes! I'm Happy!

Yes! I'm Happy! | Dokumentasi Pribadi Yes. I'm Happy!   Jujur. Menang itu rasanya senang tak berbilang. Riang bukan kepalang.  Di sore itu, selepas sholat Ashar di masjid kantor. Saya sedang ayik berbincang dengan seorang teman. Tetiba, ada notif masuk dari akun IG @nuliseuy yang membuat saya terkaget. Tumben. Ada apakah gerangan? Wah, jangan-jangan. Hee. Tak berapa lama, muncul tag dari akun IG @nulisyuk, yang sedang saya ikuti kelas menulis online-nya. Waduh, sepertinya benar. Makin sumringah dah :D Jeng jeng. Saya buka satu-satu akun yang me-mention dan men-tag itu. Dan benarlah praduga itu. Alhamdulillah, terpilih sebagai salah satu dari empat pemenang challenge #motivatorterbaik yang diadakan oleh akun IG @nulisyuk. Wuuiihh. Senangnyaaa. Lebay kali yah. Haha. Tapi beneran saya senang bukan kepalang. Gak bisa nyembunyiinnya. Saat pulang kantor, riang itu masih lekat membayang. Bahkan gerimis di sepanjang perjalanan itu pun tak mampu melunturkan rasan

Bersuaralah Kata-kata

Bersuaralah Kata-kata | Dokumentasi Prbiadi Benar katamu. Hujan tak menghalangi. Ia hanya membasahi.  Seperti sore ini. Pemilik jiwa-jiwa tulus itu memilih diam tak beranjak. Memilih sabar tak melangkah. Memilih bersama derai hujan yang membasahi. Lihatlah. Ada yang berpayung. Bermantel hujan. Atau lebih suka berbasahan. Menikmati hujan yang mengantarkan keberkahan. Saat pintu langit terbuka. Bagi doa-doa untuk saudara kita di Palestina. Di panggung orasi. Hujan justru menyemangati. Maka bersuaralah kata-kata. Untuk membuat dunia tahu bahwa Palestina ada.  Maka bersuaralah kata-kata. Untuk membuat dunia mengerti bahwa Palestina tak sendiri. Boleh Amerika menganggap dirinya negara digdaya. Tapi ada saatnya kelak, kedigdayaan akan bertekuk lutut di hadapan tekad yang membaja.  Siapa yang menyangka kisah Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya, berakhir di tangan si kecil Ababil? Sebuah tanda bahwa kuasa manusia hanyalah secuil. Kita lihat nu

Memilih Tak Menyerah

Suasana Tes | Dokumentasi Pribadi Waktu bergerak cepat. Detik-detik bagai berlarian kencang. Begitupun menit yang berjingkatan riang. 250 soal, 180 menit. Benar-benar tes yang menguji banyak hal. Kecepatan, ketepatan, kesabaran, mental dan daya tahan. Dan satu hal yang tak saya prediksi, tingkat kesulitan soal yang diatas rata-rata. Saya sudah membaca dan berlatih dengan empat buku berbeda. Mempelajari teorinya, mengerjakan latihan soalnya, juga melakukan simulasi Try Out real-nya. Tapi semua seolah tak ada arti. Sejak soal bagian pertama, pipi saya seperti ditampar bolak-balik. Semakin mengerjakan, semakin keras tamparannya. Benteng mental saya seperti dilontari batu-batu besar menggunakan mangonel. Meninggalkan lubang menganga dan remuk sana-sini. Memasuki bagian kedua, soalnya lebih "gila". Kesulitannya dua-tiga kali dari latihan. Meninggalkan banyak bulatan kosong di lembar jawaban. Ambrol keyakinan saya pada titik nadir. Ditengah waktu yang

Catatan Aksi 112 (Bagian Tiga --Habis): Uluran Tangan-tangan Kebaikan di Sepanjang Jalan

Perjalanan pagi itu dimulai. Selepas hujan deras yang membasahi bumi Jakarta, kami berlima meninggalkan masjid Nurul Falah di komplek PLN itu. Beriringan satu-satu melintas di bawah awning yang berdiri sepanjang gerbang hingga mendekati masjid. Menuju jalan raya untuk bergabung bersama rombongan lain yang nampak di kejauhan. Rombongan demi rombongan peserta aksi mengular di jalanan. Mayoritas berpakaian putih-hitam. Membawa spanduk, mengibarkan bendera, melantunkan shalawat, hingga mengomandokan takbir yang menggema. Dan baru saja keluar dari gerbang komplek PLN itu, saya sudah menjumpai momen yang sebelumnya hanya cerita dari teman-teman yang hadir di aksi 212. Nyata di depan mata. Seorang laki-laki berdiri dengan jas hujannya yang berwarna hijau. Membawa sekotak roti di tangannya yang terbuka. Senyumnya segar dihias rintik air yang membasahi wajahnya. Diambilnya roti-roti itu untuk diberikan kepada peserta aksi yang lewat. Ah, ternyata bukan dia saja. Beberapa laki

Catatan Aksi 112 (Bagian Dua) : Pagi, Hujan dan Sekotak Nasi

Alhamdulillah, perjalanan dari Bandarlampung menuju Jakarta berjalan lancar. Hingga ketika memasuki sekitaran Monas, laju bus mulai melambat. Jalur kendaraan padat dan rekayasa lalu lintas sudah diberlakukan. Bus yang kami naiki susah untuk masuk ke stasiun Gambir. Hingga akhirnya para penumpang memutuskan untuk turun di daerah dekat stasiun saja. Pukul 05.15 WIB, kami ikut turun sebagaimana penumpang lainnya. Ingin menuju ke masjid di area Gambir tapi cukup jauh. Lalu menanyakan masjid terdekat kepada seorang aparat berseragam TNI yang tampaknya sedang bertugas. "Di masjid PLN saja, Pak. Di sana juga disediakan logistik, " sambil diarahkan dengan ramah oleh si Bapak. Kami mengikuti petunjuk yang  beliau berikan hingga sampailah di sebuah masjid yang nyaman. Masjid di komplek perkantoran PLN ternyata. Kami melangkah ke dalam, mencari tempat wudhu lalu melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Ternyata sudah banyak rombongan dari berbagai daerah di Jabodetabek yang lebi

Catatan Aksi 112 (Bagian Satu) : Tiket Dadakan!

Hari ini temanya belajar. Belajar menangkap peluang kebaikan. Menjawab kesempatan dadakan yang Allah berikan dengan berpikir cepat. Ambil atau tinggalkan.  Flash back sebentar. Melihat aksi 411 (Aksi Bela Islam II) sebelumnya, saya begitu bergemuruh. Melihat saudara-saudara seiman yang tergores hatinya oleh kata-kata yang tak pantas terucap dari seorang pejabat publik, bergerak hingga jauh-jauh melangkahkan kaki menuju ibu kota. Berharap untuk hadir, tapi kesempatan itu belum ada.  Harap-harap cemas mengikuti perjalanam aksi itu melalui media dan layar kaca. Aksi berjalan damai, santun juga teratur. Hingga perusuh datang di malam yang gelap. Tapi Alhamdulillah, kita tahu setelahmya siapa perusuh itu.  Puncaknya di aksi 212, keinginan itu belum juga terpenuhi. Maklum, saya abdi negara yang punya jam kerja di hari Senin s.d. Jumat sehingga tak ingin memaksakan diri. Walau iri, tetap saja berbangga dengan perjuangan jutaan saudara muslim yang merelakan banyak hal untuk