Suasana Tes | Dokumentasi Pribadi |
Waktu bergerak cepat. Detik-detik bagai
berlarian kencang. Begitupun menit yang berjingkatan riang.
250 soal, 180 menit. Benar-benar tes
yang menguji banyak hal. Kecepatan, ketepatan, kesabaran, mental dan daya
tahan. Dan satu hal yang tak saya prediksi, tingkat kesulitan soal yang diatas
rata-rata.
Saya sudah membaca dan berlatih dengan
empat buku berbeda. Mempelajari teorinya, mengerjakan latihan soalnya, juga
melakukan simulasi Try Out real-nya. Tapi semua seolah tak ada arti.
Sejak soal bagian pertama, pipi saya
seperti ditampar bolak-balik. Semakin mengerjakan, semakin keras tamparannya.
Benteng mental saya seperti dilontari
batu-batu besar menggunakan mangonel. Meninggalkan lubang menganga dan remuk
sana-sini.
Memasuki bagian kedua, soalnya lebih
"gila". Kesulitannya dua-tiga kali dari latihan. Meninggalkan banyak
bulatan kosong di lembar jawaban.
Ambrol keyakinan saya pada titik nadir.
Ditengah waktu yang berhitung mundur, justru saya berhenti dan meratapi diri,
"Begini rasanya jadi orang bodoh."
Hanya menatap deretan soal dengan
pandangan kosong, "Untuk apa dilanjutkan jika kita tahu akan gagal?"
Disaat kepala terasa makin berat, saya
berkontemplasi. Menenangkan diri, mengumpulkan semangat yang tercabik-cabik.
Menyalakan lagi api mimpi yang padam.
"Takdir belum tertulis, sebelum
waktu mengerjakan soalmu habis." Begitu saya berkata pada diri.
Bismillah, saya menguatkan tekad. Kalah
atau menang, tugas kita adalah berusaha. Berhasil atau gagal, berjuang sampai
akhir tetaplah pilihan terbaik.
Memasuki bagian ketiga, banyak soal yang
bisa saya kerjakan. Saya tersenyum. Terus menyemangati diri sampai waktu hitung
mundur yang dimiliki panitia berhenti.
Selesai. Saya pun mengusap lelah sembari
menyelipkan doa. "Pilihkan takdir terbaik-Mu, Ya Rabb."
Empat pekan kemudian. Saya meluncur ke
sebuah website. Saya download file attachment-nya, lalu ketik keyword
"Lampung" di bagian tools pencarian. Dag dig dug rasanya.
Dan saya tak percaya, nama saya muncul.
Sembari bersyukur, saya mengirim pesan, "Alhamdulillah mbak, lolos tahap
pertama :')"
Comments
Post a Comment