Skip to main content

Sepotong Makna Rezeki Pada Sepiring Kecil Kue Terakhir Sesi Coffee Break

Sepiring Kecil Kue | dokumentasi pribadi

Rezeki. Dalam konteks keyakinan, rezeki mungkin mirip sepiring kecil potongan kue terakhir di atas meja ini. Apa pasal?

Pagi ini memang tak sempat sarapan. Biasa, karena sukanya buru-buru kalau mau ada acara. Plus sedang berniat pula mengurangi asupan kalori (sambil mengingat program diet yang selalu gagal). "Toh ada kue coffee break kan pasti nanti di acara." Yakin banget ya. Hee.

Saat memasuki sesi coffee break setelah pembukaan acara, saya berbincang asyik dengan sosok inspiratif yang saya kagumi melalui tulisan-tulisan menggugahnya yang banyak di-posting di akun FB. Postingan yang mengundang banyak komentar bernada pujian.

Siapa dia? Namanya Tri Sujarwo Songha, pemilik akun IG @tri27sujarwo (monggo di-follow hee), yang sedang ditunggu oleh khalayak ramai karya bukunya tentang kisah haru dan inspiratif saat mengajar anak-anak Papua. Kebetulan beliau sedang di Lampung karena bertepatan dengan satu minggu jadwal liburnya.

Asyik berbicara, tak sadar acara inti akan segera dimulai. Maka setelah mengakhiri pembicaraan yang belum tuntas, saya bergegas ke tempat coffee break yang telah disediakan panitia. “Eh, lho, kok tinggal satu.” Mata saya menatap nanar sebuah piring kecil yang berisikan dua potong kue di atas meja. Wkwk.

Lekas saya tawarkan dengan sopan, "Silakan kak Jarwo?" Memberikan kesempatan kepada orang lain terlebih dahulu tentu satu hal yang baik.  "Oh, enggak, saya sudah kok tadi." Jawab beliau lugas dan menenteramkan pergolakan di dalam perut saya. :D *kidding

Tetiba dalam hati terbetik, mungkin ini yang namanya rezeki. "Meski hanya tersisa satu. Jika itu sudah tertulis hakmu, takkan tertukar." Mengapa masih tersisa satu? Kok cuma satu sedang kami berdua? Atau kok masih bisa tersisa hanya satu? Muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam diri. Hmm. Hal yang terasa lebay dan remeh ini memberikan sentuhan tersendiri dalam kalbu saya.

Makna yang manis, yang saya bungkus diam-diam. Hal kecil yang lucu yang makin terdramatisir dengan tulisan ini. Ya meski sebenernya “gak gitu-gitu” amat, tapi tetap, ada petikan hikmah yang tersimpan dalam.

Rezeki, yang lebih sering dipersepsi dengan sesuatu yang bernilai ekonomi (seperti tema yang diusung pada diskusi akhir tahun ini). Uang, gaji, penghasilan tambahan, “seseran” atau juga jabatan. Bukan sesuatu yang salah, tapi tentu ada hal-hal yang lebih mendasar jika kita menilik dalam tentang makna rezeki yang sesunggugnya. :’)

-
26/12/2017

Comments

Popular posts from this blog

Degan Bakar : Hangat dan Penuh Khasiat

Degan Bakar | Dokumentasi Pribadi Well , ini postingan pertama saya setelah sekian lama tak mengunjungi blog ini. Blog yang niat awalnya dibuat agar rajin nulis. Eh ternyata istiqomah itu emang gak gampang. Sedikit curhat yaa.. Hee.  Btw , sekarang saya lagi ikutan kelas Ngeblog Seru yang dikelola Mbak Naqi, salah satu founder Tapis Blogger. Di kelas ini, kita dapet materi dasar tentang ngeblog, juga sharing ilmu dari peserta lainnya. Oya, kelas ini memakai WhatsApp Group (WAG) sebagaimana kelas-kelas materi online yang sekarang lagi ngetren.  Nah, kami diberi tugas pertama untuk membuat artikel bertemakan kuliner. "Boleh apa saja, nanti akan di-review," ujar Mbak Naqi sebagai mentor kami. Akhirnya, setelah membuat beberapa alternatif ide, saya pilih degan bakar sebagai sajian spesial.  Sepulang kerja sore ini, saya bergegas menuju lokasi. Tempatnya tepat di samping kiri Chandra Kemiling.  Cusss.. Alhamdulillah, warungnya buka. Asap putih mengepul dari te