Skip to main content

Posts

Ayat-Ayat Cinta 2: Kamu Pilih Aisha atau Hulya?

Ayat-Ayat Cinta 2 Ayat-Ayat Cinta 2: Kamu Pilih Aisha atau Hulya -  Mengulang sukses pemutaran film Ayat-Ayat Cinta 1 pada sembilan tahun yang lalu, sequel-nya, Ayat-Ayat Cinta 2, menggebrak panggung perfilman nasional dengan sangat meyakinkan di pekan perdananya.  Satu juta penonton diraih pada penayangan hari ke-5. Sungguh prestasi luar biasa dari film yang disutradarai Guntur Soehardjanto ini. Sejumlah artis papan atas pun turut meramaikan film ber-genre romansa relijius ini. Film yang sarat dengan nilai kemanusiaan ini banyak dibekali quote yang menggugah dan membangun jiwa. Misal, “Hal yang paling layak untuk dicintai adalah cinta itu sendiri, dan hal yang paling layak dibenci adalah kebencian itu sendiri,” ucapan Fahri, mengutip Syaikh Said Nursi. Atau saat Fahri harus pindah dari Universitas Edinburg, “Kadang kita harus mundur sedikit, untuk bisa melompat lebih jauh.” Dibuka apik dengan potongan adegan pengeboman warga Palestina oleh pesawat tempur Israel, film

Full Approved

Full Approved - Bagi blogger pemula seperti saya, mungkin ini salah satu momen penting yang sangat dinanti. Apa itu? Mendapatkan kiriman email dari Google Adsense, "Selamat! Akun Anda kini telah disetujui sepenuhnya." Hurraayyy :D Blog ini (http://arif-budiman.com) awalnya saya buat mendadak meski sudah lama merencanakan punya blog yang ber-domain. Hingga akhirnya, 5 Desember 2017, saya putuskan membeli domain. Kalau kata temen, ini jenis TLD (Top Level Domain). Dan dengan bantuan seorang teman yang sangat baik, dipasanglah domain ini hingga bisa diakses khalayak ramai. Rasanya ternyata wah. Punya nama sendiri yang dikasih embel-embel dot com (.com) itu.  Niat utamanya dulu buat blog biar makin semangat menulis. Karena buat saya waktu itu, nulis dan ngeblog adalah aktifitas yang sama. Ternyata oh ternyata, konsisten dalam menulis itu tak mudah. Meski punya blog 'yang ada namamu'. Setelah satu tahun, produktivitas saya tak sampai 2 artikel per bul

Sepasang Kaos Kaki Yang Malu-Malu.

Sepasang Kaos Kaki Yang Malu-Malu. Aku terpaku dan termangu, menatap sepasang kaos kaki yang malu-malu itu. Ah, apakah bisa disebut sepasang jika ia tak sama, tak serupa, tak senada? Ingin terbahak rasanya saat menyadari keanehan yang terjadi di dalam celana panjang ini. Tapi kutahan untuk menertawakan diri sendiri. "Sabar, ini ujian!" :D Langsung aku berdiri. Saat sebelumnya sedang asyik duduk menunggu apel pagi bersama rekan sekantor. Entah ada yang melihat atau tidak, aku pura-pura tidak terjadi apa-apa. Haha. Setiap langkah menjadi sangat berhati-hati. Benar-benar dihitung. Celana dasar hitam abu-abu yang agak panjang ini lumayan membantu. Menutupi rasa malu yang lucu. Entah bagaimana ceritanya pagi tadi bisa menyambar sepasang kaos kaki berbeda. Mungkin buru-buru, atau mungkin gagal fokus. *ada KUA? #ehh Ada *qua? Satu abu-abu, satu coklat bergaris putih dan merah. Seputih wajahku yang sekelebat memucat. Semerah mukaku yang merona malu. Mimik

menang.

Menang. Menang. Rasanya senang tak berbilang. Girang bukan kepalang. Seolah ingin bersulang. Dengan gelas-gelas piala dibawah lampu benderang. Suasana hati pun teramat riang. Seperti malam-malam penuh bintang. Lalu lampu sorot mengarah padamu, menerpa wajah sumringahmu. Silau. Terang. Seketika kamu berada di panggung penghargaan. Namamu dipanggil dalam riuh dan gemuruh tepuk tangan. Diiringi alunan musik yang berdendang. Ada piala dan podium sambutan. Ada histeria saling bersahutan. Dan kamu berdiri tegak dengan mikrofon dalam genggaman. Tersenyum sejenak lalu bersuara, lantang. Tiba-tiba lampu-lampu padam. Semua gelap kecuali nyala hatimu. Aku dimana? Tanyamu ragu. Tak lagi ada suara-suara. Tak ada keramaian. Sunyi. Semua hilang. Menang, memang memberikan kesempatan untuk menjadi besar. Tapi juga memberi celah yang sama besar untuk menjerumuskan. Tenggelam dalam pusaran pujian. Dimana hatimu yang bersih tetiba murung saat tak ada lagi yang memuji? Diman

Kalah.

Kalah. Ternyata seperti ini rasanya kalah. Seolah mimpi-mimpi rebah dan harapan patah. Tergugu dalam sedu sedan dan tangis yang tumpah. Tapi aku memilih untuk tetap melangkah. Melangitkan mimpi dalam ketundukan yang pasrah. Bukankah Tuhan masih memberikan dua tangan untuk tengadah? Maka tak perlu hilang arah dalam kesedihan yang basah. Ingatlah, ada janji-Nya tentang dua kemudahan yang mengapit jalan hidupmu yang susah. Dan teruslah melangkah, meski patah-patah. Buat kalahmu hanya sementara singgah. Lalu kembali kau papah harapan menuju cahaya yang membuat jalanmu terarah. . . 02/01/2018 @30haribercerita 

Setelah Pesta Usai

2017 Empat angka itu berurut menjadi satu. Utuh dalam maknanya yang kini tertangkup. Tak lagi bisa dibuka, kecuali hanya belajar tentang arti kisah yang ada di dalamnya. Layarnya kini telah tertutup. Dan semua cerita yang tertulis telah dianggap cukup. Atau dicukupkan, jika nyatanya masih banyak hal yang dianggap kurang. Pesta gegap gempita semalam menjadi pertanda akhirnya. Hitungan mundur dalam dentuman suara yang mengguntur di udara. Seketika, saat langit penuh kerlap warna, lalu membias merah di cakrawala. Ramai jeritan terompet menambah semarak, juga membuat sesak telinga. Mendekatkan detik pergantian tahun yang tak lagi berjarak. Lalu. Pesta pun usai. Gegap gempita ditelan dingin gulita malam seketika. Pudar bersama atap langit yang tak lagi berwarna. Kemanakah hilangnya? Tentu semua kembali pada fana. Ramai sesaat saja, lalu melesat pada hening. Adakah hati yang kembali bening? Memang, tak ada pesta yang tak usai. Dan perjalanan haruslah terus be

Malam Tahun Baru Bersama Ustadz Abdul Somad

Malam Tahun Baru Bersama Ustadz Abdul Somad – Malam Tahun Baru 2018 ini pastinya banyak dinanti oleh masyarakat dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Tentu banyak acara yang sudah direncanakan jauh hari oleh masing-masing kita. Apakah itu mengikuti acara di luar rumah dengan berbagai macam tawaran menariknya, atau berkumpul bersama keluarga sembari saling bercengkerama dan bercerita.  Hotel, restoran, kafe, mall, termasuk tempat wisata tentu sudah berlomba-lomba untuk menyuguhkan acara spektakuler menyongsong pergantian tahun 2017 ini. Hingga menampilkan bintang tamu papan atas untuk mejaring pengunjung menikmati malam tahun baru di lokasi yang telah disulap dengan wah. Hasilnya, tempat-tempat seperti itu selalu penuh sesak dengan pengunjung. Namun, tak sedikit juga yang tidak memiliki agenda secara khusus menjelang pergantian tahun ini. Atau memang menyengaja tidak ikut merayakan tahun baru ini dikarenakan banyak hal. Karena merayakan tahun baru juga memunculkan perbed