Skip to main content

Posts

Apa Itu Aikido? Kenalan Yuk!

Apa Itu Aikido  - Bela diri adalah seni tersendiri yang telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Karena pada dasarnya, secara alami, manusia tentu memiliki insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Kini, bela diri tetaplah menjadi bagian penting bagi perlindungan diri seseorang. Meski di sebagain kalangan, bela diri bermetamorfosis menjadi lifestyle untuk menjaga kondisi fisik selalu prima, juga menjadi bagian dari aktifitas olahraga profesional bagi para atlet. Tentunya akan sangat banyak pilihan bagi kita untuk menekuni salah satu jenis bela diri yang kian digemari kalangan milenial. Nah, salah satunya adalah Aikido. Apa Itu Aikido? Aikido adalah seni bela diri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya tradisionalnya.  Seni bela diri Aikido ini dikembangkan oleh Morihei Ueshiba (dikenal sebagai O Sensei) sekitar tahun 1800-an. Akar ilmu bela dir

SNMPTN 2018: Trik Memilih Jurusan SNMPTN

SNMPTN 2018 Trik Memilih Jurusan SNMPTN 2018 - Bagaimanapun, berbicara soal masa depan adalah satu dari jutaan topik paling indah lagi mendebarkan. Siapa pula yang tidak berdebar jantungnya kalau ada orang bertanya, “Kamu nanti ingin masa depanmu seperti apa?” Bisa saja kita menjawab sekenanya, tapi tidak menutup kemungkinan jawaban kita yang sekenanya itu akan ditagih di masa depan oleh orang yang pernah bertanya kepada kita. “Gimana rencanamu yang dulu pingin kuliah di UGM, Jadi?” Bagi kalian yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi tentu akan langsung kepikiran dengan pertanyaan semacam itu. Paling tidak merasa menyesal karena dulu pernah mengatakannya. Bicara masa depan memang akan terasa sangat indah kalau hanya sekedar di angan-angan. Misalnya saja saat kamu bertemu dengan temanmu, “Vin, besok kamu tamat SMA mau lanjut kemana?” “Aku sih diminta Bapakku jadi tentara. Kalau kamu kemana, Za?” “Aku rencananya mau mengejar Kedokteran UI, Vin.” “K

Menulis Itu Asyik!

Menulis Itu Asyik! “ Pertama , menulis . Kedua , menulis . Ketiga , menulis .” Kalimat di atas adalah jawaban dari seorang pemateri, atas pertanyaan, “Bagaimana caranya menjadi seorang penulis hebat?” Pertanyaan yang muncul dari seorang peserta saat saya pertama kali mengikuti Pelatihan Dasar Jurnalistik di sebuah media kampus. Belasan tahun berlalu, tapi kilasan memori itu tak pernah pergi. Masih saja melekat dalam ingatan dengan kuat. Entah mengapa, jawaban yang tampaknya sangat sederhana itu, menjulangkan makna yang sampai sekarang harus terus didaki untuk mencapai ketinggiannya. Saya mulai menulis pada saat SMA kelas 2 (dulu belum menggunakan kelas 11). Masih berbentuk tulisan tangan dalam buku agenda harian. Tapi tulisan itu hanya berbentuk, yang saya sebut, coretan. Buku yang saya sendiri lupa dimana menyimpannya.  Saya sendiri tak pernah bermimpi menjadi penulis hebat. Hanya ingin bisa menulis dengan baik dan melahirkan karya yang bermanfaat. Saya yakin, j

“Dunia Terbalik” Sapardi Djoko Damono dalam Kumpulan Cerita “Pada Suatu Hari Nanti”

Kumpulan Cerita "Pada Suatu Hari Nanti" Sapardi Djoko Damono Sebuah Resensi: “Dunia Terbalik” Sapardi Djoko Damono dalam Kumpulan Cerita “Pada Suatu Hari Nanti” IDENTITAS BUKU Judul Buku Pada Suatu Hari Nanti - Kumpulan Cerita Penulis Sapardi Djoko Damono Penerbit Penerbit Bentang Pustaka Cetakan Pertama, Juni 2013 Tebal x + 94 halaman Genre Fiksi Harga Rp.49.000,- PENULIS Sapardi Djoko Damono, atau yang sering dijuluki SDD, lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Sapardi adalah penyair terkemuka Indonesia yang telah menerima banyak penghargaan, seperti Anugerah S.E.A Write Award (1986) dan Penghargaan Achmad Bakrie (2003). Sapardi juga menerima Penghargaan Akademi Jakarta untuk pencapaian di bidang kesusasteraan pada 2012. Salah satu buku yang suda banyak dikenal adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni (1994). Selain menulisi puisi, Sapardi juga menulis cerita pendek, esai, kolom dan artikel di surat kabar, serta menerjema

Semester Baru, Semangat Baru, Doa-doa Baru

Tim BCT Bimbel Hafara Semester Baru, Semangat Baru, Doa-doa Baru -  Semester baru, semangat baru, dan bersiap menulis cerita yang berbeda. Hari yang baru di Bimbel Hafara ini diawali dengan Raker (Rapat Kerja) Tentor, untuk mempersiapkan semangat dan memadukan tekad memberikan yang terbaik untuk siswa-siswi Hafara di semester genap tahun 2018. Spesialnya, banyak rekan kerja yang bertambah, bagai kedatangan warna-warna yang membuat suasana kerja kian indah. Sahabat jadi makin banyak, dan silahturahmi pun kian erat saat Manajer SDM kami, memperkenalkan mereka di pembuka acara. Tapi di sisi lain, ada juga haru yang membiru, karena seorang rekan lama harus berpamitan. Bukan, bukan karena tak mau membersamai,  tapi jatah waktu untuk bersama dari-Nya, sampai disini. Ya, dia adalah Kepala Cabang Hafara Wolter Monginsidi, Luvian Hendri. Tapi jangan khawatir, kita hanya dipisahkan tempat bekerja saja kok. Karena sejatinya sebuah persahabatan memang tak akan pernah usai, meski m

Memilih Menjadi Abdi Negara

Teman-teman Seperjuangan Angkatan 2014 Memilih Menjadi Abdi Negara -  Kami, lulusan Tes CPNS untuk pemerintah daerah tahun 2014, adalah angkatan terakhir sebelum moratorium penerimaan PNS diberlakukan. Sudah hampir 4 tahun sebelum akhirnya beredar informasi bahwa akan dibuka kembali rekrutmen Tes CPNS pada bulan Februari atau Maret 2018. Rasanya sudah rindu untuk punya "adik kelas" di kantor. Begitu jika sedang punya waktu senggang dan mengontrol santai dengan teman-teman satu angkatan. Karena sampai sekarang, kami ini yang paling muda. Junior dari sisi usia menjadi seorang abdi negara. Gak enak kelamaan jadi anak bungsu. Oya, sebelumnya, bulan-bulan akhir 2017 kemarin, sudah dibuka untuk penerimaan CPNS kementerian. Informasinya, akan dibuka ratusan ribu kursi untuk tahun ini. Mayoritas diperuntukkan bagi CPNS Daerah, dan lainnya CPNS kementerian. Semoga segera terlaksana, karena itu berarti kami akan segera punya "adik". Bagi masyarakat lua

Cinta Dalam Setangkai Mawar Yang Patah

Cinta, jejak rindu tanpa rasa. ruang mesra yang hampa. Kulukis ia dengan air mata. Kusimpan pada setangkai mawar dibalik punggung, Biarkan durinya munusuk; perih menyerpih. Ia, yang kutikam berulang kali dengan belati; agar mati, tapi tetap tak bisa. Sia-sia saja. *** Mataku nanar menatap pigura coklat di sudut meja segi empat tempatku biasa membaca. Aku terdiam sejenak. Menatap potret yang ada di dalamnya. Mengenang kisah lama yang ada di sana. Kisah dalam sendu yang basah. Tanpa sadar, titik kristal bening mulai menggenang tipis di sudut mataku. Menggumpal. Lalu menggantung tak tertahan. Hingga akhirnya kubiarkan ia jatuh menumpahkan rindu. Dalam diam, dalam isak.  Seperti gerimis di luar sana. Rintik airnya adalah isyarat perjumpaan. Tentang langit yang merindu akan bumi. Meski tak berjumpa dalam sentuhan, ia mengirimkan pesan lewat tetesan. *** Sebenarnya, perjumpaan dengannya bukanlah sebuah kesengajaan. Laki-laki mengesankan yang tak