Skip to main content

Bulan Berkah dan Malam-malam Wabah

Bulan Berkah dan Malam-malam Wabah

Bulan Berkah dan Malam-malam Wabah

Ada resah yang singgah.
Kala malam-malam wabah datang dengan pongah.
Menyerang dengan garang jutaan nafas kehidupan dari segala arah.
Ratusan ribu nyawa rebah dalam kantong jenazah, lalu terkubur tanah merah.
Sementara di kejauhan, suara ratapan pecah berbalut tatapan mata yang basah.

Ada resah yang singgah.
Kala bulan berkah terusik tragedi yang kini menjadi pandemi.
Tak lagi kulihat masjid yang biasanya ramai dengan suara anak-anak kecil berlari.
Tak lagi kudengar sahut-menyahut suara mengaji dari surau-surau yang berlomba melantunkan ayat suci.
Semua diam terkunci rapat dalam masa karantina mandiri.
Mengasingkan diri dari keramaian agar pandemi ini segera mati.

Dan matahari terus mendaki, membawa hari-hari berlalu tanpa ragu.
Menyisakan pucuk rindu yang belum tuntas bertemu hingga penghujung waktu: pada Ramadhan yang sedang bertamu.
Hari ini, tak terasa malam terakhir datang berkabar: tamu agung itu akan kembali berlayar.
Mengangkat jangkar dari dermaga dahaga tempat sejenak bersandar.

Ada resah yang singgah.
Kala malam-malam wabah datang dengan pongah.
Memberi tanda merah di setiap kening manusia: kita bukanlah siapa-siapa.
Tiada yang memiliki kuasa utuh atas apa yang ada.
Meski kau genggam erat seluruh isi dunia, saat sekarat kau akan tersadar: bahwa semua hanyalah fana.

Tak akan ada lagi yang tersisa.
Kecuali apa yang telah engkau berikan sebagai derma:
yang menjadi abadi dalam buku pahala setiap jiwa,
yang menemani dengan setia saat catatan baik dan buruk dibuka.

Dan malam wabah masih panjang.
Namun mata ini masih saja terpejam dalam buaian mimpi yang melayang-layang
Belum terdengarkah panggilan lantang bagi jiwa-jiwa yang tenang?
:
untuk bersimpuh luruh dalam ketundukan tanpa bimbang,
untuk mengingat dengan terang, bahwa kita semua pasti akan pulang.

Shiga, 22 Mei 2020
Arif Budiman

Comments

Popular posts from this blog

Degan Bakar : Hangat dan Penuh Khasiat

Degan Bakar | Dokumentasi Pribadi Well , ini postingan pertama saya setelah sekian lama tak mengunjungi blog ini. Blog yang niat awalnya dibuat agar rajin nulis. Eh ternyata istiqomah itu emang gak gampang. Sedikit curhat yaa.. Hee.  Btw , sekarang saya lagi ikutan kelas Ngeblog Seru yang dikelola Mbak Naqi, salah satu founder Tapis Blogger. Di kelas ini, kita dapet materi dasar tentang ngeblog, juga sharing ilmu dari peserta lainnya. Oya, kelas ini memakai WhatsApp Group (WAG) sebagaimana kelas-kelas materi online yang sekarang lagi ngetren.  Nah, kami diberi tugas pertama untuk membuat artikel bertemakan kuliner. "Boleh apa saja, nanti akan di-review," ujar Mbak Naqi sebagai mentor kami. Akhirnya, setelah membuat beberapa alternatif ide, saya pilih degan bakar sebagai sajian spesial.  Sepulang kerja sore ini, saya bergegas menuju lokasi. Tempatnya tepat di samping kiri Chandra Kemiling.  Cusss.. Alhamdulillah, warungnya buka. Asap putih mengepul dari te