Skip to main content

Nulis Yuk


Dulu, saya ingin menulis untuk menginspirasi orang lain, agar bisa berkarya dan mendapatkan apresiasi. Tapi kini saya menyadari, jarak terdekat yang terdampak dari tulisan saya sebenernya adalah diri saya sendiri.

Dengan menulis, sadar atau tidak, perlahan saya belajar merubah diri sendiri. Belajar memperbaiki diri dari apa yang saya tulis; peristiwa, teman-teman, atau potret yang ada di sekitar.

Dengan menulis, saya juga belajar memberanikan diri bergabung dalam komunitas blogger yang sudah profesional di dunia kepenulisan dan blogging. Bayangkan, saya yang newbie imut-imut ini, ketemu para mastah blogger dan penulis yang bukunya sudah berjejer di Gramedia.

Gugup, gagap, tapi menyenangkan. Ada lega yang melapangkan dada, karena berhasil menaklukkan ketakutan sendiri. Seperti game meniup balon hingga meletus di sebuah sesi training. Semakin besar, semakin takut. Tapi setelah meletus, semua tetap baik-baik saja.

Juga dengan menulis, saat ingin menulis sesuatu yang tidak atau belum banyak tahu, saya jadi banyak belajar untuk mencari referensi. Mau tak mau harus mengalokasikan waktu untuk membaca, juga bertanya sana-sini. Jadi banyak belajar lagi.

Dan kini, dengan menulis, saya berjumpa dengan kelas NulisYuk Batch #4. Ini juga bagian dari cara saya meng-upgrade diri. Terus belajar, juga melawan perasaan kurang pede yang seringkali menjalar bahkan mengakar kuat dalam pikiran saya.

Sentuhan pertama yang dibuat kak @jeeluvina di kelas menulis ini sangat mengena. "Menulis Itu Mudah," judul materi pertama kak @jeeluvina. "Tulis saja apa yang kita rasakan. Tulis saja apa yang kita dengar. Tulis saja apa yang kita lihat. Tulis saja apa yang kita pikirkan. Tulis saja apa yang kita tahu," begitu paparnya singkat, tepat mengenai sasaran.

Saya jadi ingat buku "Fisika Itu Mudah" karangan maestro Fisika, Yohannes Surya. Judul buku yang sangat populer kala itu, karena mampu mendobrak trauma anak-anak SMA akan kerumitan pelajaran Fisika. Meski juga tak seketika langsung menjadi mudah, tapi mampu membuka sudut pandang baru, melihat sesuatu dari cara yang berbeda.

Akhirnya, mari menulis, teman :)

*Dibuat sebagai challange pekan 1 kelas NulisYuk Batch #4 yang diasuh Jee Luvina. Buku Diary Jiwa-nya kini sudah mengisi rapi rak-rak di Toko Gramedia

--
@nulisyuk
@jeeluvina
#nulisyuk
#nulisyukbatch4

Comments

Popular posts from this blog

Tapis Blogger Gathering : Serunya Ngeblog Sebagai Hobi, Profesi dan Ruang Berbagi

Pembukaan Tapis Blogger Gathering | Dokumentasi Pribadi Minggu, 17 Desember 2017. Hari libur yang dinantikan karena akan ada acara keren dan full manfaat. Yaps. Tapis Blogger Gathering namanya. Acara ini diadakan oleh komunitas Tapis Blogger untuk para anggotanya dan juga terbuka untuk umum. “Menjadikan Ngeblog Sebagai Hobi, Profesi, dan Ruang Berbagi,” begitulah tema yang diusung pada acara ini. Acara yang diselenggarakan di Secret Garden Foodcourt, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, diisi oleh tiga narasumber yang sangat mumpuni di bidangnya. Kalau istilah para bloger, mastah. Ada Naqiyyah Syam, Heni Puspita, yang keduanya merupakan founder Tapis Blogger. Dan pemateri ketiga adalah Agustinus Leandro, salah satu mastah blogger Lampung yang sudah menggeluti dunia blogging sejak tahun 2006. Sejak pagi hari, Mbak Naqi, saya biasa memanggilnya seperti itu, sudah woro-woro ke para peserta untuk bersiap-siap untuk acara ini. Memberi reminder agar peserta tidak terlambat dan m...

Idul Fitri di Masa Pandemi: Sebuah Catatan Menyambut Lebaran Tahun 2020

Idul Fitri di Masa Pandemi Idul Fitri di Masa Pandemi: Sebuah Catatan Menyambut Lebaran Tahun 2020 Tentunya akan ada yang berbeda pada Idul Fitri 2020 ini. Tahun ini menjadi tahun yang ditahbiskan penuh dengan perenungan: kehilangan, keikhlasan, kesabaran, dan juga menyisipkan pesan semangat untuk bangkit. Pandemi covid-19 yang mulanya hanya dianggap sebelah mata oleh banyak kalangan, kini menjadi bencana yang telah merengut ratusan ribu jiwa, termasuk di Indonesia. Kasus corona yang pertama kali diumumkan di awal bulan Maret, kini sudah mencapai lebih dari 20.000 pasien positif dan tak kurang dari 1000 nyawa telah direnggut, termasuk diantaranya para petugas medis. Bencana yang tak kalah menyedihkan adalah mulai hilangnya kepercayaan antar elemen bangsa ini. Tagar #IndonesiaTerserah yang trending beberapa waktu terakhir ini menjadi salah satu pertandanya. Betapa tidak, di saat sebagian masyarakat menahan diri berbulan lamanya untuk #StayAtHome, shalat Jumat dan Tarawih di ruma...

Degan Bakar : Hangat dan Penuh Khasiat

Degan Bakar | Dokumentasi Pribadi Well , ini postingan pertama saya setelah sekian lama tak mengunjungi blog ini. Blog yang niat awalnya dibuat agar rajin nulis. Eh ternyata istiqomah itu emang gak gampang. Sedikit curhat yaa.. Hee.  Btw , sekarang saya lagi ikutan kelas Ngeblog Seru yang dikelola Mbak Naqi, salah satu founder Tapis Blogger. Di kelas ini, kita dapet materi dasar tentang ngeblog, juga sharing ilmu dari peserta lainnya. Oya, kelas ini memakai WhatsApp Group (WAG) sebagaimana kelas-kelas materi online yang sekarang lagi ngetren.  Nah, kami diberi tugas pertama untuk membuat artikel bertemakan kuliner. "Boleh apa saja, nanti akan di-review," ujar Mbak Naqi sebagai mentor kami. Akhirnya, setelah membuat beberapa alternatif ide, saya pilih degan bakar sebagai sajian spesial.  Sepulang kerja sore ini, saya bergegas menuju lokasi. Tempatnya tepat di samping kiri Chandra Kemiling.  Cusss.. Alhamdulillah, warungnya buka. Asap putih mengepu...