Skip to main content

Hafara, Narasi Sebuah Mimpi



Teman. Kupinjam sebentar kenangan bersama kalian. Sesuatu yang memang layak dikenang. Saat kita bersama memilih membangun sebuah mimpi. Sesuatu yang masih absurd. Tak nyata. Hanya dalam dekapan angan. Tapi kita yakin. Itulah jalan yang harus ditempuh. Empat tahun lalu.

Teman. Kita tak memiliki banyak waktu kala itu. Satu hari berlalu bagai detik-detik yang bergerak cepat. Sedangkan pikiran kita seolah justru melambat. Saat harus ada satu kata yang disepakati bersama. Karena masa depan tak lagi bisa menunggu. 

Ya. Kita himpun semua yang kita punya. Kita kerahkan tenaga dan pikiran yang mampu kita keluarkan. Kita pusatkan hanya pada satu tujuan. Sebuah nama untuk kita bersama. Kelahiran bayi mungil, yang akhirnya diberi nama, Hafara.

Nama itu muncul justru di last minute. Saat-saat terakhir. Ketika nama yang disiapkan masih menuai ragu. Hingga akhirnya. Sepotong cinta orang tua menjadi jalan kelahirannya. Dikirim dari sosok yang penuh kelembutan, Ratih Latifafuri. 

Sebuah nama yang lahir untuk sebuah lembaga. Bukan sekedar nama, tapi juga sebuah narasi. Narasi penuh mimpi. Penuh warna. Penuh cinta. Penuh harapan. Bagai jembatan pelangi. Menyatu dalam ragam perbedaan. Indah menghias di langit yang berintik hujan. Tinggi di sana, menggambarkan tentang mimpi besar yang baru bermula. 

Lalu. Narasi demi narasi tertulis. Dituang dalam lembaran slide demi slide. Sebagai bahan paparan untuk para pengambil keputusan. Mengapa Hafara. Apa itu Hafara. Bagaimanakah sosok Hafara itu. Dan akhirnya. Bismillah. Hafara-lah yang menjadi pilihannya. 

Hafara adalah pesan cinta dari seorang Ayah. Ya, ayah dari mbak Ratih. Saat sebuah jaring aspirasi dibuat. Diambil dari salah satu ayat dalam Al-Quran. Surat An-Naml ayat 40. Hadza min Fadhli Rabbi, "Ini adalah karunia dari Tuhanku." Bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah. Bahwa semua peristiwa adalah karunia yang penuh makna.

Hadza min fadhli rabbi menjadi ruh lembaga ini. Dilanjutkan dengan mengemas "Humanist, fun, and religious academy" yang menjadi karakteristiknya. Menyatukan nilai-nilai relijius sebagai pondasinya dengan nilai humanist-fun sebagai cara dalam mengajar dan mendidik. Serta berinteraksi baik antara tentor, karyawan maupun siswa.


Kini, empat tahun berlalu dari waktu itu. Persis, malam seperti inilah, di ruang rapat samping kolam kecil itu, yang kini menjadi kelas A2 di cabang Kartini. Kami duduk melingkar. Mencurahkan waktu dalam rapat marathon tanpa henti. Terus mencoba merumuskan mada depan yang penuh arti. Hanya berjeda sholat, makan dan rehat sepeminuman teh. 

Kini, mungkin tak semua kita bisa bersama lagi. Baik karyawan ataupun tentor-tentor yang telah pergi. Bukan. Bukan karena tak ingin lagi bersama. Tapi jalan yang ditempuh memang harus berbeda. Tapi yakinlah, doa-doa kebaikan itu selalu berkumpul di langit yang sama. Bahkan dengan berbeda itulah kita bisa melihat dari sudut pandang yang lebih kaya. Kaya warna. Kaya rasa. Kaya makna. 

Lihatlah. Sudah berapa banyak teman kita yang lulus S2. Sudah berapa banyak teman kita yang menjadi dosen. Sudah berapa banyak teman kita yang menjadi PNS. Sudah berapa banyak teman kita yang bekerja di tempat prestise nun jauh di sana. Sudah berapa banyak teman kita yang menjadi guru di sekolah, bahkan pejabat struktural sekolah. Tapi hingga kini masih terus membersamai Hafara walau kadang dari kejauhan. Sungguh, ketahuilah! Banyak ilmu yang telah Hafara berikan hingga membuat mereka mampu melangkah jauh.  

Kini, telah banyak generasi baru yang tumbuh di sini. Bagai tunas-tunas yang mulai menguncup, bagai dedaunan baru yang menjumpai musim seminya, bagai bunga-bunga yang bermekaran di tamannya. Maka, mimpi yang belum lagi usai itu, narasi yang terus hidup itu, semoga kelak mewujud nyata. Bersama semangat yang tak mengenal lelah, bersama ikatan ukhuwah yang selalu kokoh. Dalam goresan kerja-kerja penuh doa. Menuju 5000 siswa. Bisa. Bisa. Bisa. Allahu Akbar!

--

Setetes tinta 'tuk menuang kata 
Selembar kertas 'tuk menggubah puisi
Selamat Milad 'tuk Hafara tercinta
Semoga selalu Juara dan selamanya di Hati




Comments

Popular posts from this blog

Degan Bakar : Hangat dan Penuh Khasiat

Degan Bakar | Dokumentasi Pribadi Well , ini postingan pertama saya setelah sekian lama tak mengunjungi blog ini. Blog yang niat awalnya dibuat agar rajin nulis. Eh ternyata istiqomah itu emang gak gampang. Sedikit curhat yaa.. Hee.  Btw , sekarang saya lagi ikutan kelas Ngeblog Seru yang dikelola Mbak Naqi, salah satu founder Tapis Blogger. Di kelas ini, kita dapet materi dasar tentang ngeblog, juga sharing ilmu dari peserta lainnya. Oya, kelas ini memakai WhatsApp Group (WAG) sebagaimana kelas-kelas materi online yang sekarang lagi ngetren.  Nah, kami diberi tugas pertama untuk membuat artikel bertemakan kuliner. "Boleh apa saja, nanti akan di-review," ujar Mbak Naqi sebagai mentor kami. Akhirnya, setelah membuat beberapa alternatif ide, saya pilih degan bakar sebagai sajian spesial.  Sepulang kerja sore ini, saya bergegas menuju lokasi. Tempatnya tepat di samping kiri Chandra Kemiling.  Cusss.. Alhamdulillah, warungnya buka. Asap putih mengepul dari te