ilustrasi |
Seperti layaknya kata-kata bijak. Setiap perjumpaan, pasti akan menjumpai akhir dari perjumpaan itu sendiri; sebuah perpisahan. Ada mula ada akhir. Ada pangkal ada ujung. Ada hulu ada hilir. Ada hidup ada mati.
Hari ini, 31 Desember 2016, menjelang permulaan malam. Malam terkahir di tahun ini. Saat banyak orang mulai menyiapkan acara perayaan akhir tahunnya. Saat petasan mulai terdengar dar-der-dor nya. Saat kembang api mulai memercik indah di langit memerah yang tampak akan cerah.
Sekedar menggali makna:
Buat yang meniup terompet, ingat-ingat juga kalau suatu saat ada malaikat yang bakal niup terompet. Siap-siap. Karena kalo udah ditiup dan kita belum siap, bakal kelar hidup elo.
Buat yang malam ini bunyiin telolet, ingat-ingat juga kalo telolet itu asalnya buat ngasih tanda. Sebagai sesama pengendara di jalan raya. Jadi jangan lupa kalo hidup ini juga banyak dikasih tanda ama Allah, agar kita bisa berkendara dengan baik.
Buat yang malam ini nembakin kembang api ke langit, mohon diperhatikan kalo namanya yang kelempar ke atas itu pasti bakal jatoh. Turun lagi ngikuti hukum gravitasi bumi. Jadi jangan lupa, hidup ini punya aturannya, semakin tinggi kita, semakin sakit kemungkinan jatuhnya.
Kembang api di atas sana memang indah. Tapi suara ledakannya tak semua suka. Maka ingatlah untuk saling menjaga. Bahwa kadang kemeriahan, kemewahan, keindahan yang kita miliki tak harus ditampakkan berlebihan. Karena mungkin, membuat orang lain terluka karena kepapaannya.
Kembang api di atas sana memang indah. Tapi perlu diingat juga, ternyata semua hanya sekejap saja lalu sirna. Meriah, sorak-sorai, gegap-gempita lalu senyap. Maka jangan lupa seringkali hidup seperti itu:
Tidak ada yang sempurna, semua memiliki alpa.
Tak ada yang abadi, pasti pergi; semua sementara dan fana.
Juga nasehat lama, "Tak ada pesta yang tak usai".
Maka;
untuk yang merayakannya di luar sana, jaga diri dan hati-hati.
untuk yang mengisi maknanya di masjid, jaga hati juga perbanyak zikir, instropeksi dan muhasabah diri.
untuk yang di rumah, silakan bersama keluarga berbincang riang dan bercanda ramai sembari menonton tayangan televisi.
untuk orang tua yang punya buah hati yang beranjak dewasa, jaga mereka sebaik-baiknya: karena kemeriahan semalam yang tak terjaga bisa memburamkan masa depan mereka selamanya.
dan seperti banyak pesan beredar, untuk para remaja putra-putri, untuk ananda-anandhi, perlu ditulis pakai huruf kapital, cetak miring dan ditebalkan:
INI MALAM TAHUN BARU, BUKAN MALAM PENGANTIN BARU.
untuk pasangan suami istri, silakan berdialog dari hati ke hati, membuat refleksi atas pohon cinta yang harus terus disirami, juga persiapan segala hal tentang masa depan keluarga dan anak sejak dini: pola asuh, pendidikan formal, pendidikan karakter.
dan buat yang masih sendiri: selamat berteman bersama mimpi, menggubah hari-hari yang telah terjadi menjadi puisi diri, menjadikannya visi dan resolusi di tahun 2017 agar semuanya semakin memiliki arti.
Akhirnya, untuk mengenang makna perjumpaan dan perpisahan ini, tersemat kalimat yang sarat nasehat pada untaian utama dari novel Tere Liye "Tentang Kamu",
"Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi".
Selamat merayakan akhir dan mula. Merangkai makna di sepanjang peristiwa yang berderetan bagai gerbong kereta. Lalu melajukannya kembali. Esok, bersama senyum dan tawa, pada rel kehidupan yang menuju keabadian sejati.
Karena sesungguhnya, sebuah akhir hanyalah sebuah awal dari sesuatu yang baru.
sumber gambar: www.1.bp.blogspot.com
Point pesanna keren :D
ReplyDelete